Masa Depan Anak Dimulai Hari Ini: Tips Persiapan Sekolah Anak Sejak Dini, Biar Nggak Panik di Akhir

Masa Depan Anak Dimulai Hari Ini: Tips Persiapan Sekolah Anak Sejak Dini, Biar Nggak Panik di Akhir

Pernah nggak, Ayah Bunda ketemu sama orang tua yang udah sibuk cari sekolah buat anaknya, baik itu PAUD, TK, bahkan sampai kuliah (kampus)? Atau itu yang sedang Ayah Bunda rasakan saat ini? Baik yang baru pertama kali jadi orang tua maupun yang sudah pernah menjalani proses ini sebelumnya, memilih sekolah tetap jadi keputusan besar yang seringkali membuat kita bingung.

Kenapa bisa gitu ya? Karena sekolah bukan cuma tempat belajar, tapi juga lingkungan kedua bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Pilihan sekolah idealnya sesuai dengan kebutuhan dan karakter anak, sejalan dengan nilai-nilai keluarga, serta dipikirkan matang-matang, mirip seperti mencari pasangan hidup, harus klop dari berbagai sisi.

Nah, kalau Ayah Bunda lagi ada di fase ini, baru pertama kali jadi orang tua dan mulai kepikiran tentang sekolah untuk anak, wajar banget kok kalau muncul banyak pertanyaan, misalnya:

“Kapan sih waktu yang tepat mulai cari sekolah?”
“Gimana cara tahu sekolah itu cocok buat anakku?”
“Apa aja yang perlu dilihat sebelum daftar?”

Tenang, Ayah Bunda nggak perlu buru-buru menjawab semua pertanyaan itu dan mengambil keputusan sekarang. Karena hal terpenting yang bisa kita lakukan saat ini adalah mulai mengenal anak lebih dalam. Apa yang dia suka, cara belajarnya, dan lingkungan seperti apa yang membuat dia nyaman. 

Karena pada akhirnya, tujuan kita bukan mencari sekolah yang paling keren di mata orang lain, tapi yang paling pas untuk membantu perkembangan anak. Nah, lewat artikel ini, kami mau mengajak Ayah Bunda pelan-pelan menyusun langkah untuk menyiapkan sekolah buat anak sedini mungkin. Let’s check this out!

 

1. Mulai dari Rumah, Pelajari Gaya Belajar Anak

Setiap anak punya kebiasaan dan cara menyerap informasi yang berbeda-beda. Begitu juga dengan gaya belajarnya. Secara teori, memang ada beberapa tipe gaya belajar seperti visual, auditori, dan kinestetik. Tapi di kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat ini dari kebiasaan yang sering anak lakukan di rumah. 

Tugas Ayah Bunda adalah mengamati dan menangkap petunjuk-petunjuk itu sejak dini. Beberapa daftar pertanyaan ini mungkin bisa sedikit membantu untuk proses observasi Ayah Bunda.

“Apakah anakku tipe yang harus gerak dulu baru bisa fokus?”
“Anakku lebih suka duduk diam sambil menggambar atau mengamati sesuatu dengan detail?”
“Apakah anakku tipe yang suka berbicara dan selalu penasaran?”

Nah, dari sinilah kita bisa mulai mengenali kecenderungan gaya belajarnya:

  • Suka meniru dan berbicara, ada kecenderungan verbal-auditori
  • Suka bongkar pasang, utak-atik mainan, pegang barang? Bisa jadi dia tipe kinestetik.
  • Fokus banget saat main puzzle atau lego? Wah, itu ciri khas anak dengan gaya belajar visual-spasial.

 

Kenapa sih mengenal gaya belajar anak ini penting? Karena gaya belajar yang cocok bisa membantu anak lebih nyaman, semangat, dan percaya diri saat belajar. Dan sebaliknya, kalau gaya belajarnya nggak ketemu, anak pun bisa cepat stres atau kehilangan minat.

Jadi jangan tunggu sampai anak sudah masuk sekolah baru cari tahu cocoknya di mana. Mulailah dari rumah. Semakin cepat Ayah Bunda memahami pola belajar dan minat anak, semakin mudah juga menyesuaikannya dengan metode belajar yang pas, termasuk saat memilih sekolah nantinya.

 

2. Mencari Sekolah yang Sejalan dengan Value Keluarga 

Tujuan bersekolah itu kompleks, bukan hanya sekadar agar anak pintar,  melainkan sekolah dapat menjadi tempat anak untuk belajar cara berpikir, bersosialisasi, dan bertumbuh jadi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, Ayah Bunda perlu memperhatikan beberapa persyaratan minimal yang sebaiknya digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika memilih sekolah.

  • Lingkungannya nyaman dan aman, bukan hanya soal gedung, tapi juga guru dan komunitasnya
  • Fleksibilitas metode belajar, baik bagi anak yang bisa belajar sesuai kecepatannya sendiri atau yang membutuhkan keseragaman dalam semua prosesnya 
  • Nilai yang ditawarkan oleh sekolah, cocok dengan Ayah Bunda, misalnya tentang penanaman percaya diri kepada anak sejak dini melalui belajar mandiri dan berpikir kritis,  nah Ayah Bunda sebaiknya memiliki gambaran bagaimana pendekatan yang dilakukan di sekolah

 

3. Mengajak Anak Terlibat dalam Proses Mengenal dan Memilih Lingkungan Belajar (Sekolah)   

Berapa banyak di antara kita yang masih menyimpan pemikiran, “Anakku masih kecil, belum ngerti.” Padahal, anak-anak juga bisa kok diajak ngobrol tentang sekolah impiannya. Nah, beberapa hal ini bisa Ayah Bunda lakukan untuk mengajak anak terlibat dalam proses ini. 

  • Ajak lihat-lihat sekolah bareng, biar anak juga punya bayangan
  • Ikut trial class, banyak kok sekolah sekarang yang buka kelas percobaan. Salah satunya Sekolah Murid Merdeka dengan trial class yang dibuka secara gratis

 

Setelah itu, Ayah Bunda bisa mengelaborasi dengan melemparkan pertanyaan seperti,  “Tadi seru nggak? Suka nggak belajarnya kayak gitu?”

Poin plus ketika kita melibatkan anak dalam proses ini adalah, kita bisa menanamkan rasa antusias dan penasaran kepada anak, dengan harapan ini bisa menumbuhkan energi positif dan membuat anak merasa lebih engage ketika mulai masuk sekolah. 

 

4. Idealnya, Kita Perlu Melakukan Riset dan Membuat Daftar sebagai Bahan Perbandingan   

Memilih sekolah untuk anak, tidak cukup hanya berbekal scrolling di sosial media ya, terutama untuk pendidikan anak usia dini, krusial banget. Setelah mendapatkan informasi umum melalui media sosial dan website (jika ada), tambahkan pencarian lainnya untuk menggali informasi penting lainnya seperti kurikulum, pendekatan belajar, cara guru memberi feedback, lingkungan belajar, dll.

Kalau ada kesempatan, berbicara dengan orang tua murid yang anaknya sudah bersekolah di tempat tersebut juga bisa dijadikan tambahan referensi. Pengalaman nyata dari mereka bisa jadi insight berharga yang nggak selalu terlihat dari brosur atau media sosial. 

Intinya, makin banyak informasi yang dikumpulkan, makin mudah juga buat Ayah Bunda menyusun daftar sekolah yang layak dipertimbangkan. Bukan asal pilih, melainkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan anak dan nilai keluarga.

 

5. Kesiapan itu Milik Bersama, Orang Tua dan Anak Tercinta  

The truth is, kadang yang belum siap sepenuhnya itu… justru orang tuanya. Loh kok bisa?

Sekolah yang bagus itu idealnya akan lebih banyak mengajak orang tua terlibat dalam proses belajar. Baik itu melalui kegiatan bersama, penggunaan platform belajar yang bisa diakses dari rumah (seperti Learning Management System).

Jadi selain cari sekolah yang cocok buat anak, Ayah Bunda juga perlu memastikan kesiapan diri.

“Siapkah aku menyediakan waktu buat mendampingi anak belajar?”

“Apakah aku sudah paham cara sistem belajarnya? Bisa bantu atau justru bingungin?”

Nah, di sinilah peran guru atau fasilitator itu dibutuhkan untuk keduanya, baik murid maupun orang tua. Sebaiknya, pilihlah sekolah yang memberikan lingkungan belajar supportive juga responsive terhadap berbagai kendala teknis yang mungkin terjadi kepada orang tua. 

Contohnya, Sekolah Murid Merdeka (SMM), tempat belajar yang memberikan ruang buat anak menjadi versi terbaik dirinya, tetap relevan dengan kebutuhan zaman sekarang, dan menjadi partner yang baik untuk orang tua dalam memberikan pengalaman belajar menyenangkan bagi anak. 

Karena di SMM, kami punya pendekatan yang:

  • Fokus ke kompetensi, bukan cuma nilai
  • Menggunakan teknologi untuk pembelajaran yang fleksibel dan interaktif
  • Menyesuaikan cara belajar dengan kebutuhan dan minat anak (personalized learning)
  • Terbuka buat kolaborasi bareng orang tua, lewat berbagai aktivitas dan program yang mendukung peran orang tua dalam proses belajar anak

 

Ayah Bunda nggak harus langsung ambil keputusan hari ini kok. Mulai aja dulu dari ngobrol, riset kecil, dan pelan-pelan mengerucutkan pilihan sekolah yang paling pas untuk anak. Karena masa depan anak bukan dimulai saat dia resmi sekolah. Melainkan sejak kita, sebagai orang tua, mulai berusaha memahami dan menyiapkan anak dengan cara yang paling sesuai untuk mereka.

Bagikan Artikel