Full Day School vs Half Day School: Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Full Day School vs Half Day School: Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Setiap orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk masa depan anaknya, begitu pula dengan Ayah Bunda bukan? Bukan hanya soal memilih makanan sehat atau lingkungan bermain yang aman, salah satu keputusan besar yang perlu dipikirkan sejak dini adalah pendidikan, dengan memilih model sekolah yang paling sesuai.Kemudian, mulai bermunculan berbagai pertanyaan di kepala, seperti, 

“Apakah anak saya sudah siap sekolah seharian penuh?”
“Bagaimana jika anak cepat lelah di sekolah?”
“Apakah aman meninggalkan anak di sekolah?” 

Dan berbagai pertanyaan lain, yang pada akhirnya  akan membawa kita pada 2  pilihan sistem sekolah yang umum ditemui: full day school (sekolah seharian penuh) dan half day school (sekolah setengah hari). Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan pendidikan terbaik untuk anak, namun dengan pendekatan waktu dan ritme belajar yang berbeda. Apakah Ayah Bunda saat ini sedang mengalami fase tersebut? 

Mulai merasakan kebingungan dan kebimbangan untuk menentukan pilihan, 

“Mana yang lebih cocok untuk anak saya?”
“Apakah ia akan lebih berkembang di sekolah full day, atau justru lebih nyaman dengan sistem half day?”

Nah, lewat artikel ini, kami ingin membantu mengurai kebingungan tersebut dengan memberikan pemahaman terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem, serta bagaimana pilihan ini dapat berdampak pada keseharian dan perkembangan anak. Jadi, simak dari awal sampai akhir ya.

Apa Itu Full Day School dan Half Day School?

Merangkum dari berbagai sumber, Full Day School adalah sistem pembelajaran yang mengharuskan anak untuk menjalani aktivitas sepanjang hari di sekolah, dari pagi hingga sore. Selain pelajaran inti, anak juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan karakter selama di sekolah sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. 

Kebalikannya, Half Day School hanya berlangsung setengah hari, umumnya dari pagi hingga siang hari. Setelah itu, anak pulang ke rumah dan bisa melanjutkan kegiatan lainnya, termasuk belajar mandiri dengan memanfaatkan kurikulum blended learning (jika ada), istirahat, atau menghabiskan waktu bersama keluarga.

Nah, sebelum memutuskan metode yang tepat bagi anak, Ayah Bunda perlu ingat bahwa setiap anak memiliki gaya belajar, fokus, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Ada anak yang senang belajar dalam struktur waktu yang panjang, tapi ada juga yang lebih optimal jika belajar dalam waktu singkat lalu diselingi aktivitas lain.

Baca juga: Masa Depan Anak Dimulai Hari Ini: Tips Persiapan Sekolah Anak Sejak Dini, Biar Nggak Panik di Akhir

Nah, bagaimana caranya? Ayah Bunda bisa mulai dengan mengamati dari 3 hal sederhana berikut:

1. Berapa lama anak bisa fokus saat belajar?

Ini penting untuk melihat daya tahan konsentrasi anak.

Jika anak sudah terbiasa fokus dalam waktu yang cukup lama tanpa cepat bosan atau terdistraksi, maka ia mungkin siap dengan sistem full day school yang punya ritme belajar lebih panjang. Tapi jika anak cenderung mudah lelah atau cepat kehilangan minat, half day school bisa menjadi pilihan awal yang lebih ramah untuknya.

Ayah Bunda juga perlu mempertimbangkan dari sisi kurikulum yang digunakan oleh sekolah, jika memungkinkan carilah yang paling tepat untuk kebutuhan masa kini, misalnya blended learning system di Sekolah Murid Merdeka (SMM) yang menawarkan pembelajaran dengan sinkronus dan asinkronus dan dikemas sesuai dengan kebutuhan anak.

2. Apakah anak tetap bersemangat mengikuti pelajaran hingga sore hari?

Semangat anak dalam belajar sepanjang hari bisa menunjukkan kesiapan mental dan fisiknya. Anak yang masih antusias belajar meski sudah sore mungkin bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas padat di full day school. Sebaliknya, kalau di jam-jam tertentu anak sudah tampak kelelahan atau tidak dapat berkonsentrasi lagi, itu bisa jadi sinyal bahwa ia butuh sistem belajar yang lebih ringan dan fleksibel.

3. Bagaimana anak merespon jika waktu bersama keluarga berkurang karena sekolah seharian?

Pertanyaan ini menyangkut kebutuhan emosional dan keterikatan anak dengan keluarga. Ada anak yang sangat mandiri dan nyaman berada di luar rumah dalam waktu lama. Tapi ada juga yang masih membutuhkan banyak waktu bersama orang tua untuk merasa aman dan tenang. 

Memahami respon anak terhadap perubahan waktu bersama keluarga bisa membantu Ayah Bunda menentukan apakah ia siap dengan sistem full day atau sebaiknya memulai dari half day dulu.

Setelah Ayah Bunda menjawab ketiga pertanyaan tersebut, mari kita lanjutkan dengan identifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing metode sekolah.

Identifikasi Kelebihan dan Kekurangan Full Day School atau Half Day School

Baik full day maupun half day school, keduanya memiliki keunggulan dan tantangan yang perlu dipertimbangkan oleh Ayah Bunda. Beberapa di antaranya telah kami identikasi sebagai berikut: 

Full Day School Half Day School
Kelebihan
  1. Pembelajaran lebih mendalam, karena waktu belajar lebih panjang.
  2. Ekstrakurikuler lebih terstruktur, anak bisa mengembangkan minat dan bakat.
  3. Melatih disiplin, manajemen waktu, dan tanggung jawab. 
  1. Waktu lebih fleksibel untuk eksplorasi, bermain, atau belajar mandiri.
  2. Interaksi dengan keluarga lebih banyak.
  3. Umumnya biaya lebih terjangkau.
  4. Orang tua bisa terlibat lebih banyak dalam kegiatan belajar anak.
Kekurangan 
  1. Memungkinkan anak lebih cepat lelah dan/atau burnout karena aktivitas yang padat.
  2. Waktu bersama keluarga berkurang.
  3. Biaya biasanya lebih tinggi karena fasilitas dan durasi belajar yang lebih panjang.
  1. Materi belajar mungkin tidak sedalam full day school.
  2. Tugas rumah bisa menumpuk jika tidak selesai di sekolah.
  3. Membutuhkan pendampingan aktif dari orang tua di rumah.

Menentukan pilihan full day dan half day school perlu pertimbangan matang dari Ayah Bunda. Selain melihat kelebihan dan kekurangannya, pikirkan juga karakter dan kebutuhan anak serta kemampuan keluarga dalam mendukung proses belajar. Dengan memilih yang paling sesuai, anak dapat berkembang secara optimal tanpa mengorbankan waktu dan kualitas bersama keluarga.

Apa yang harus Dipertimbangkan sebelum Memilih?

Memilih sistem sekolah bukan hanya soal “mana yang paling bagus”, melainkan pilihan mana yang paling sesuai untuk anak dan keluarga. Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan:

  1. Usia dan kesiapan anak, apakah sudah cukup mandiri dan memiliki kapasitas untuk belajar dengan durasi lama?
  2. Gaya belajar anak, kenali gaya belajar mereka, apakah cocok dengan ritme yang padat?
  3. Lokasi dan akses ke sekolah, pertimbangkan jarak tempuh yang bisa berdampak pada fisik anak. 
  4. Kondisi keluarga, apakah Ayah Bunda punya waktu mendampingi anak di rumah jika memilih half day school?

 

Dan pertimbangan personal lainnya yang belum tercantum di atas. Oleh sebab itu, salah satu hal yang kami sarankan adalah libatkan anak dalam mengambil keputusan penting  ini. Tanyakan pendapat mereka, cari tahu keinginannya, dan Ayah Bunda juga bisa memulai lebih awal misalnya dengan mencari sekolah yang memiliki fitur trial class gratis seperti Sekolah Murid Merdeka, agar bisa merasakan langsung suasana belajar.

Mengapa ini perlu? Ketika anak merasa dilibatkan dalam pengambilan keputusan,  ini akan memupuk rasa percaya diri mereka dan membantu dalam kesiapan fisik maupun mental anak, sehingga harapannya dapat memberikan dampak yang baik pada aktivitas belajarnya nanti.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah persiapan orang tua. Memilih sekolah artinya Ayah Bunda harus siap menyesuaikan diri. Jika anak memilih full day school, maka Ayah Bunda perlu menyiapkan strategi untuk menjaga keseimbangan antara belajar dan istirahat, serta mengamati tanda-tanda kelelahan fisik maupun mental pada anak.

Sebaliknya, jika anak memilih half day school, orang tua perlu lebih aktif menciptakan aktivitas tambahan yang menyenangkan dan mendidik di rumah.

Jadi, Mana yang Lebih Baik? Full Day atau Half Day School? 

Jawabannya, tidak ada jawaban mutlak untuk pertanyaan tersebut. Full day school bukan jaminan anak lebih pintar, dan half day school bukan berarti anak belajar lebih sedikit. Hasil dari kedua pilihan ini tetap membutuhkan banyak variabel lain, seperti  kesiapan anak, dukungan keluarga, dan kualitas sekolah itu sendiri.

Jangan sampai salah pilih sekolah, pilih tempat belajar yang menawarkan pendekatan pembelajaran yang fleksibel dan personal, serta memanfaatkan teknologi dalam proses belajarnya. Seperti di SMM yang menawarkan pengalaman belajar sesuai kebutuhan, minat, dan kecepatan belajar anak, baik dalam sistem full day maupun half day. Pendekatan seperti ini bisa menjadi alternatif bagi orang tua yang ingin memberikan ruang eksplorasi tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. 

Apapun pilihan sistem sekolahnya, peran Ayah Bunda tetap yang utama. Hadirlah sebagai pendamping, pengamat, sekaligus teman bagi anak dalam perjalanan belajarnya supaya dapat memaksimalkan proses dan mendapatkan hasil yang baik bagi anak juga orang tua.

Bagikan Artikel